Awal postingan saya akan menuliskan beberapa lagu yang menjadi referensi dengar 10 tahun terakhir ini:
1.The Killers – Mr. Brightsight
2.Warkop (dengar & visual:)
3.Linkin Park
4.The Beatles
5.Mew
6.Dewa
7.Muse
tujuh dulu yang saya tuliskan, mengingat saya akan menuliskan personal review terhadap musik mereka dan tentunya perasaan saya mengenahi recordingnya.
Muse
Sesungguhnya berawal dari teman yang meminta saya untuk mendengarkan CD yang ia bawa sebelum memulai latihan band di sebuah home recordingku di solo,
Aku sendiri menemukannya tidak sengaja saat menyaksikan video clip mereka tayang di MTV lewat tengah malam ketika liburan semester di Jombang.
Bukan album pertama yang dengarkan, Namun album yang salah satu lagunya berjudul Hysteria. Ini band keren dalam hatiku berkata ditengah ngantuk malam itu. Selain konsep videonya yang sangat – sangat terpental, basah dalam amarah anti sosail, namun musiknya erat dipelukan telinga. Dibuka dengan balutan distorsi pada bass, lagu ini dibuka secara cepat dengan pitch up gitar. Aransemen yang diluar biasa, cara – cara aransemen yang sering dilakukan pada pemain keyboard, gesek turn up pitchbend. Enggggggggggginggggggggg. Seperti itulah.
Disini, mendapatkan kesempatan untuk memainkan bersama Pasadena, Muncul inspirasi untuk memasukan distrorsi pada elemen string2ku yang itu2 saja, (sempet saya enek, karena keterbatasan dan kerelaan hati untuk berpindah patch sound). Lumayan. Bisa mengisi diselip gitar dan bass. Punya greng2 sendiri.
Muse banyak sekali menerapkan arpegio pada permainan album ini, entah dari sound syntesizer maupun piano akustiknya, jujur sound ini yang membuat saya berlatih menggerakan jari2 agak lebih cepat dan hengkang dari permainan aman menggunakan sound model pad.
Namun karena usil dan capek juga, beberapa part saya rekam secara ngawur dan masukan pada peformance pads dikeyboard. Tinggal pencet muncul dan selalu on tempo(ada tap tempo). Lumayan menipu dan tertipu.
Agaknya sound – sound muse menjadikan referensi di tahun kedua kuliah.
Dan berita bagus kunjung tiba, saya mendapatkan copy behind muse recording untuk album ini. Dibuka dengan adegan take drum di pinggir kolam renang, kemudian latihan – latihan yang tidak jelas oleh personel Muse, dan proses kreatif pencarian sound gitarnya.
Salah satu adegan mencari sound gitar dengan amplie soldano, saya pribadi belum pernah mencoba ampli ini secara nyata, baru berbasis VST Soldano Modeller. Hik2. Namun dari sound yang tercapture si pendokumenter, karakternya kira – kira seperti ini:
seperti marshal namun terboost jernih, tidak terlalu drive, bukan juga crunch, attack & release dari strings guitar semacam violin. Kalo dibilang enak, tidak terlalu enak, namun cukup mewakili perasaan take gitar pada adegan itu, dan soundnya mudah dihapalkan diotak namun sukar ditiru oleh tangan.
Permainan Mattew Bellamy diatas classical piano, membuat saya putus asa, apakah saya harus belajar lagi untuk maen piano disela tugas kuliah yang aneh ini?
Namun dicoba, dan sampe sekarang ga bisa alus.
Beberapa software seperti Rapture buatan Cakewalk, mendekatkan saya pada sound Muse, terutama pada arpegionya. Walau ga pinter – pinter cari sound, kulik presetnya dan acak dikit tombolnya, membuat saya cukup puas. Beberapa demo Aubrey / Pasadena, memakai software ini, dan ketika saya berkunjung ke Cibubur tempat mereka membuat master recording dengan management & personil baru, ada beberapa part dari Rapture ini yang mereka tetap pakai.
Muse membuat saya sedikit dewasa dalam permainan nada dalam band. Terlebih salah satu lagunya muncul dalam film Twilight. Awalnya Saya curiga dengan kualitas film budget yang katanya rendah ini. Namun akhir pekan menjadikan saya penonton dalam sinema bersama orang tercinta, dan salah satu scene dibuka dengan Supermassive Black Holenya Muse. Kontan saya mulai memperhatikan.
Tak kurang juga, Zhara memutarnya sering di Radio, membuat saya membongkar kembali CD Muse, memutarnya di atas ADDA dan speaker monitor. Beda. Respon dan Referensi yang saya tanggkap dengan 4 tahun lalu.
Terdengar cukup modern dan tidak terpatahkan.
Dan penutup tulisan ini single yang masuk dalam New Moon. I Belong To You – Muse, yang denger – denger Stephenie Meyer jatuh cinta semati-matinya dengan Muse saat menulis Twilight.
The Killers membuka pertemuan saya semasa kerja magang di MTV Sky Jogja, setiap pulang dari sana, meminjam komputer roomate dadakan, saya terpaku dengan remix Mr. Brightsight. Urgh Bagusnya. Video klipnya yang menampilkan tokoh populer yang saya lupa namanya, sungguh mempesona.
Kabarnya Band yang beranggotakan anak – anak pekerja keras, mereferensikan musik yang tidak terlalu modern namun naif sekali cara menyanyikannya, urgh, sungguh kejam ia mengejar note demi note.
Gitarnya standart, crunch ala marshall, belakangan mereka live dengan amplie HIWATT. Tulisannya keren ya H I W A T T.
Apakah ini alternatif amplie baru, dan menyesal lagi, belum pernah coba, damn.
Sound padnya yang cenderung synth strings, aku menebak sound ini pasti banyak sekali di Nord Clavia.
Esok lagi