BUKU RECORDING DALAM BAHASA INDONESIA
Penulisan buku audio recordingku, hampir bisa dikatakan finish. Di Bab awal saya buka dengan tulisan mengenahi perkembangan home recording. Rencana saya akan diterbitkan melalui penerbit yang memiliki cita rasa terhadap teknologi dan respect keberadaan sound engineer. Karena sangat sedikit referensi dalam bahasa Indonesia mengenahi home recording, kebanyakan membahas pada bahasan teknis ini itu, penggunaan software A, bagus ini. Memang buku ini mengandung bahasan teknis berbasis pada Steinberg.
Kecintaan Steinberg muncul setelah saya mencoba DAW populer seperti Cakewalk Sonar, yang sebelumnya lompatan dari Cakewalk Pro Audio. (Bahkan saya pernah membeli buku karangan Agus Hardiman (www.musiktek.com) yang saat itu membuka banyak sekali cakrawala dunia audio).
Beberapa software dari Image Line, seperti Fruity Tracks, Fruity Loop yang masih banyak dipake kalangan musisi dance. Dan banyak yang mengejek FL termasuk program mainan. Damn.
Awalnya saya sempat kikuk dengan MIDI, terkesan njlimet dan soundnya pada saat ini masih ala Fariz RM bgt (alias kaku sekali). Namun era VSTi bergiga-giga sample membuat cerita menjadi lain.
Dan istilah Freeze MIDI saya kenal ketika maen di SONAR 4, salah perkembangan dari Cakewalk. Sungguh asyik, dan masih ingat raut wajahku. Dan Akhirnya Steinberg Cubase SX 2 udah bisa freeze. Steinberg salah satu penemu ASIO (Audio Streaming Input Output) memang sangat terkenal reliable dan solid. Apalagi dukungan pembuat soundcard (audio card, audio converter, ADDA) membuka platfrom ini untuk dibundle dalam driver kompabilitynya.
Cubase yang memang pertama lahir dari MIDI kemudian memiliki fasilitas audio harddisk recording menjadi andalan para musisi yang jatuh cinta dengan MIDI. Dukungan platfrom Steinberg yang bersifat native (tanpa bantuan DSP Card, bekerja murni menggunakan prosesor komputer) sangat dicintai banyak orang. Orang dengan mudahnya membuat track demi track, meng-insert efek, mengedit diberbagai komputer. Dan disupport oleh banyak ribuan programmer dalam pengembangan VST (Virtual Studio Technology).
Kecintaan terhadap Steinberg teruji saat mencoba Pro Tools. Khususnya seri HD. Pro Tools yang hampir dipakai disetiap studio besar, mencuri perhatian saya begitu besar. Sistem GUI (graphic user interface) sangat simple sekali, warna abu – abunya enak dimata. Walaupun tahun 2009 Pro Tools 8 keluar dengan GUI yang sangat – sangat jelly dan kenyal itu. Memang plugins Pro Tools sangat akurat dan detail, apalagi di dukung kualitas konverter yang di desain sangat – sangat kompatibel dengan software rekamannya. Satu atap mereka membuat software dan hardware, dan pengembangan fungsi – fungsi editing yang ajib gila, plugins dan dukungan support internasional yang meningkat akibat ditariknya Digidesign menjadi raksasa industri Multimedia Avid.
Ekseklusifitas Pro Tools sangat teruji ketika hardware atau software mereka di buat untuk bekerja berdampingan alias tidak bisa dijalankan terpisah. Baru diawal 2006 Pro Tools mengembangkan Windows Media Driver, yakni sebuah kompabilitas driver agar dapat dijalankan oleh software berbasis VST / DXI.
Mulai dari versi Pro Tools 6, sudah mulai jalan dalam platform Windows PC.
Nanti dulu, makan mie anget – anget enak ni.
Kembali ke buku yang saya buat, selain berisi teknis audio buku ini saya buka dengan sedikit cerita perkembangan home recording. Entah itu berdasar atas pengalaman, share sesama enginner atau referensi – referensi yang saya dapatkan. Diharapkan isi dari buku ini akan membantu mereka dalam hal teknis dan mampu mewujudkan karya indah dari rumah.
Langganan:
Postingan (Atom)